Tempat tinggal yang jauh dari bank sering menjadi kendala bagi masyarakat yang ingin mengakses layanan perbankan. Masih banyak yang harus menempuh jarak jauh dan waktu yang tidak sebentar hanya untuk melakukan transaksi perbankan. Kini, kendala tersebut mulai teratasi dengan adanya program laku pandai, layanan perbankan tanpa kantor yang memudahkan masyarakat melakukan aktivitas perbankan seperti transfer, setor tunai, tarik tunai, hingga bayar tagihan tanpa harus datang ke kantor bank. Tidak hanya itu, program tersebut juga menghadirkan manfaat bagi para UMKM yang menjadi mitra atau agen laku pandai. Pasalnya, pelaku UMKM bisa berjualan sekaligus memberikan layanan perbankan kepada pelanggan di sekitarnya.
Umumnya, mereka yang menjadi agen laku pandai bisa memulai tanpa modal dan mendapatkan pendapatan kompetitif dari setiap transaksi. Alhasil, mereka juga bisa mendapatkan pemasukan tambahan dari layanan tersebut. Salah satu perbankan yang menjalankan program laku pandai adalah Bank BRI, yakni melalui program BRILink, yang menyalurkan layanan perbankan melalui AgenBRILink yang tersebar di berbagai daerah. Para UMKM yang menjadi AgenBRILink pun merasakan manfaat dengan adanya peningkatan pendapatan dari setiap transaksi perbankan. Tak jarang, kegigihan para AgenBRILink ini pun memiliki kisah yang mengharukan.
Farida Hariyati (45) adalah salah satunya. Warga Desa Patereman Jawa Timur ini telah lama bergabung menjadi AgenBRILink. Menurutnya, penghasilan tambahan yang didapat saat menjadi AgenBRILink sukses membawa dirinya untuk menjalankan ibadah umrah pada 2017 lalu. Sebelum bergabung menjadi AgenBRILink, ibadah umrah tidak pernah terbesit dalam benak Farida. Namun, kondisi perekonomian keluarga Farida perlahan meningkat. Terlebih, sejak menjadi AgenBRILink pada 2016 , ia mampu menambah penghasilan Samsul Arifin, suaminya, yang bekerja sebagai sopir.
"Alhamdulillah, saya tidak menyangka bisa sejauh ini. Bahkan bisa pergi umrah bersama suami pada 2017. Sekarang ada tambahan usaha membuka SPBU mini di rumah," ungkap Farida, dikutip dari Surya, Kamis (10/6/2021). Selain beribadah umrah, Farida juga sukses mengantarkan anak pertama dan keduanya meraih gelar sarjana di Universitas Trunojoyo Madura. Bahkan, anak keduanya sudah berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 5 Bangkalan. Kesuksesan yang dicapai Farida tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi BRILink dengan fitur Electronic Data Capture (EDC), sebagai produk baru belum mampu memikat hati para nasabah dan pelanggan di awal launching pada tahun 2014.
Farida yang juga nasabah Bank BRI sejak 1992 mengatakan, awalnya ia mendapatkan tawaran dari pihak BRI untuk menjadi AgenBRILink. Kemudian, ia mendapatkan penjelasan fungsi dan tugas dari AgenBRILink. Setelah dijelaskan, ia tidak berpikir panjang untuk segera menerima tawaran tersebut. Ketika itu, ia percaya program ini bisa menjadi bentuk usahanya dan suami untuk menambah pundi pundi rupiah untuk keluarga. Rata rata pelanggan yang menggunakan jasa AgenBRILink tidak hanya berasal dari Pateraman, namun juga dari beberapa desa tetangga, mulai dari Sebarih hingga kecamatan Sreseh dan Torjun Kabupaten Sampang.
"Rata rata fee yang terkumpul di rekening penampungan mencapai Rp 14 juta per bulan. Namun karena semakin bertambahnya AgenBRILink di Desa Patereman, pendapatan mulai menurun. Tetapi Alhamdulillah masih di atas angka Rp 10 juta per bulan," paparnya. Ia mengatakan, total sales volume setiap bulan terdongkrak dengan transaksi pengiriman uang dari warga yang berada di perantauan. Peak sales volume atau total nominal transaksi terjadi saat pencairan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dicairkan setiap tiga bulan sekali. Total sales volume bisa menyentuh di atas 2.000 transaksi.
"Itu belum termasuk transaksi layanan pembayaran tagihan rekening listrik atau pembayaran cicilan kendaraan bermotor," ujarnya. Total AgenBRILink di Kabupaten Bangkalan hingga saat ini berjumlah lebih dari 500 agen. Dengan rincian lebih dari 490 AgenBRILink dengan fitur EDC dan lebih dari 100 AgenBRILink Mobile melalui smartphone . Farida adalah salah satu dari 5 AgenBRILink dengan total sales volume tertinggi se Kabupaten Bangkalan. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Manager Bisnis BRILink Bangkalan, Ghafurur Rohim.
Menurut Rohim, keberhasilan Farida meraup penghasilan tambahan saat menjadi AgenBRILink karena sukses memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin melakukan transaksi digital. Artinya, ketersediaan antara uang tunai dengan saldo yang di rekening penampung kondisinya stabil. "Para pelanggannya selalu terlayani. Karena Farida tidak pernah kekurangan saldo ataupun uang tunai, selalu ready . Total sales volume selama sebulan, baik uang keluar maupun masuk dalam setiap bulan sekitar Rp 1,6 miliar," ungkap Pupung. Keuntungan yang bisa didapat yakni dari sharing profit bea administrasi dalam setiap sekali transaksi disepakati dengan komposisi 50 50. Hal itu tertuang dalam kontrak kerjasama antara BRI dan para agen. Besaran bea administrasi transaksi sesama BRI yakni Rp 3.000 per transaksi. Sedangkan transaksi antar bank dikenakan bea administrasi sebesar Rp 15.000 untuk transaksi di bawah Rp 2.000.000.
Transaksi antar bank dengan nominal di atas Rp 2.000.000 dikenakan bea Rp 20.000, transaksi antar bank sebesar Rp 5.000.000 dikenakan bea Rp 25 ribu. Fee setiap sekali transaksi akan masuk ke rekening penampungan agen pada H+1 atau H+2. Program BRILink merupakan tindak lanjut atas imbauan pemerintah melalui Bank Indonesia terhadap perbankan terkait upaya meningkatkan transaksi inklusif atau transaksi tanpa kantor.
"Kami menjawab atas tingginya kebutuhan transaksi perbankan pada masyarakat. Transaksi melalui BRILink itu real time online , baik untuk transaksi sesama BRI, antar bank, ataupun transaksi ke pihak ketiga. Asalkan provider jaringan internet pada agen dalam kondisi stabil," pungkasnya.